Anak Raja Arab Yang Koma

Pangeran Ahmed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud

Pangeran Ahmed lahir pada 1955 dan meninggal pada 2005.

Kronologi Koma 18 Tahun

Semuanya berawal dari kejadiaan naas yang menimpa Al-Waleed pada tahun 2005 silam. Dia mengalami kecelakaan mobil saat sedang menjalani pendidikan di London, Inggris. Kecelakaan itu menyebabkan cedera parah dan pendarahan di otak.

Sejak itu, Al-Waleed tak pernah sadarkan diri. Ini artinya sudah 18 tahun sang pangeran mengalami koma. Dengan kondisinya saat ini, ia pun mendapatkan julukan 'Pangeran Tidur.'

Selama ini Al-Waleed hidup dengan bantuan alat medis. Setelah mengalami koma hampir dua dekade, Pangeran Al-Waleed terhitung sudah dua kali menggerakkan bagian tubuhnya, yakni pada 2019 dan 2020.

Pada 2019, Putri Nora binti Talal, saudara perempuan ayah Al-Waleed sempat membagikan sebuah video yang menampilkan Al-Waleed menggerakkan kepalanya ke sisi kiri dan sisi kanan.

Kemudian, pada 2020, 'Pangeran Tidur' terlihat menggerakkan jarinya saat seorang wanita menyapanya dalam sebuah klip video.

'Hai, Didi halo, halo coba saya lihat, hai,' katanya saat sang pangeran menggoyangkan jarinya sebagai jawaban.

"Anakku tercinta Khalid bin Talal Al Walid, segala puji bagi Allah, yang menghidupkan siapa yang Dia kehendaki dengan perintah-Nya. Segala puji bagi Allah, yang memulihkan kesehatan Anda, jadi jangan putus asa dengan kekuasaan Allah," tulisnya di Twitter.

Saksikan video di bawah ini:

Sosok Al-Waleed bin Khaled Al-Saud terus menjadi sorotan setelah koma selama 18 tahun.

Keponakan dari konglomerat Arab Saudi itu, mengalami koma setelah mengalami kecelakaan mobil kala menempuh studi di Perguruan Militer di London.

Kecelakaan mobil tersebut membuat Al-Waleed bin Khaled Al-Saud mengalami cedera parah hingga pendarahan di otak.

Sejak kecelakaan itu, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud tak pernah sadarkan diri karena mengalami koma.

Hal itu membuat Al-Waleed bin Khaled Al-Saud dijuluki sebagai 'Pangeran Tidur' dari Arab.

Untuk membantunya tetap hidup, sang ayah meminta rumah sakit memasangkan bantuan alat medis.

Pihak keluarga bahkan menolak mencabut ventilator yang menjadi penyangga hidup Al-Waleed bin Khaled Al-Saud selama 18 tahun.

Mereka juga berharap kesembuhan Al-Waleed bin Khaled Al-Saud seperti sedia kala.

"Kalau Tuhan memang ingin dia mati, dia pasti sudah berada di dalam makamnya saat ini," kata sang ayah, dikutip dari The National News.

Pangeran yang telah koma 15 tahun (Tangkapan layar, media sosial)/ Foto: Pangeran yang telah koma 15 tahun (Tangkapan layar, media sosial)

Sementara itu, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud sempat memberikan harapan kesembuhan bagi keluarganya dengan menggerakkan tubuhnya selama dua kali yakni pada 2019 dan 2020.

Momen tersebut sempat dibagikan oleh pihak keluarga di media sosial. Hingga saat ini, Al-Waleed bin Khaled Al-Saud masih terbaring koma.

Tonton juga video berikut:

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia dihebohkan oleh seorang pria Arab yang telah koma selama 18 tahun. Ia pun mendapat julukan sleeping prince alias pangeran tidur.

Tak banyak informasi terkait Al-Waleed bin Khaled Al-Saud, sang pangeran tidur. Yang pasti, hingga saat ini belum ada tanda bahwa sang pangeran telah sadar.

Sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal menolak untuk mencabut ventilator yang selama ini menjadi penyangga hidup Al-Waleed. Pihak keluarga sendiri masih berharap atas kesembuhan sang pangeran.

Ayahnya mengaku sering ditanya mengapa dia tidak melepaskan saja alat-alat yang menempel di badan Al-Waleed.

"Jika Tuhan ingin dia mati, dia sudah berada di kuburnya sekarang," kata Pangeran Khaled, dikutip dari The National News.

Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing

- Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, telah diganti. Dekrit Kerajaan Saudi menyatakan, Mohammed bin Salman, yang merupakan putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, kini diangkat sebagai Putra Mahkota yang baru.

Pengumuman mengejutkan ini disampaikan oleh

(SPA) sebagai kantor berita resmi Saudi dan kemudian disiarkan via televisi nasional Saudi. Demikian seperti dilansir

Pangeran Mohammed bin Salman, yang sebelumnya menempati posisi Wakil Putra Mahkota, akan menggantikan Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Kerajaan Saudi. Mohammed bin Nayef yang berusia 58 tahun, merupakan keponakan Raja Salman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini berarti, Mohammed bin Salman akan menjadi Raja Saudi selanjutnya, jika Raja Salman tidak mampu lagi memerintah.

Menurut laporan SPA, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih sebagai Putra Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam Komisi Suksesi Saudi. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi, sebanyak 31 anggota menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi yang baru.

Dekrit yang dikeluarkan oleh Raja Salman itu juga menyatakan penunjukan Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif sebagai Menteri Dalam Negeri Saudi. Posisi itu sebelumnya dipegang oleh Mohammed bin Nayef.

Tidak diketahui pasti alasan penggantian Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Saudi.

Pangeran Mohammed bin Salman merupakan anak Raja Salman dari istri ketiganya. Dia dikenal sebagai salah satu sosok berpengaruh di Saudi. Pangeran Saudi yang masih berusia 31 tahun ini, juga menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) Saudi. Dia mencetak sejarah sebagai Menhan termuda di dunia. Pangeran Mohammed juga merupakan sosok yang mencetuskan rencana reformasi ekonomi Saudi.

Pangeran Al-Waleed yang dikenal dunia sebagai "Sleeping Prince" telah koma 19 tahun lamanya. Apa tragedi yang menjadi penyebabnya?

Pangeran yang memiliki nama lengkap Al-Waleed bin Khaled Al-Saud itu merupakan anak dari Pangeran Khaled bin Talal, seorang konglomerat Arab Saudi. Hingga kini, kesadarannya masih dinantikan oleh sang ayah dan pihak keluarga.

Pangeran Saud bin Salman bin Abdulaziz al-Saud

Pangeran Saud lahir pada 1986.

Dari pernikahan ketiga Raja Salman dengan Fahda binti Falah bin Sultan Al Hithlain

Anak Raja Salman, dari Astronaut hingga Penguasa Kerajaan

Dari pernikahan pertama Raja Salman dengan Sultana binti Turki al-Sudairi:

Sleeping Prince Arab Saudi Alami Kecelakaan pada 2005

Koma yang menimpa Pangeran Al-Waleed hampir dua dekade ini bermula dari tragedi di jalan pada 2005 lalu. Dilansir dari Albawaba, Selasa (11/6/2024), Pangeran Al-Waleed yang saat itu bersama temannya mengalami kecelakaan mobil dahsyat. Waktu itu, Pangeran Al-Waleed tengah bersekolah militer di London.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah Pangeran Al-Waleed dalam sebuah talkshow Saudi Al-Ma'azzeb pada 2017 menceritakan kronologi kecelakaan yang dialami putranya. Pada hari kecelakaan, Pangeran Khaled memiliki firasat akan terjadi sesuatu yang tidak beres. Ia sempat melarang putranya keluar pada malam itu, tetapi Pangeran Al-Waleed berhasil menyakinkannya dan dia tetap pergi bersama kedua temannya.

Ketika kecelakaan terjadi, Pangeran Khaled tengah makan malam bersama seorang diplomat Saudi, Abdullah bin Yahya Al-Muallami.

Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud

Pangeran Mohammed lahir pada 1985. Dia adalah Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi.

Dia menjadi penguasa de facto kerajaan dan tokoh penting dalam politik Arab Saudi. Dialah yang mendorong berbagai reformasi di kerajaan.

Video: Warga RI Mau Good Looking, Industri Kosmetik RI Makin Glowing

Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga saat ini, media sosial masih diramaikan oleh kisah Pangeran Arab Saudi Al-Waleed bin Khaled bin Talal yang mengalami koma selama lebih dari 18 tahun akibat kecelakaan mobil.

Diketahui Pangeran Al-Waleed dinyatakan mengalami pendarahan otak dan mengalami koma setelah kecelakaan mobil pada 2005 lalu. Selama koma, Al-Waleed dilaporkan sempat dua kali menggerakkan bagian tubuh, yakni pada 2019 dan 2021.Fenomena yang menimpa Pangeran Arab dengan julukan "Sleeping prince" itu pun menjadi tanda tanya bagi publik. Sebenarnya, apa itu koma dan mengapa bisa terjadi selama bertahun-tahun?Melansir dari laman resmi Mayo Clinic, koma adalah kondisi saat seseorang mengalami kehilangan kesadaran yang berkepanjangan dan tergolong sebagai keadaan darurat medis. Pasien yang mengalami koma wajib mendapat tindakan medis untuk "menjaga" kehidupan dan fungsi otak.Ada sejumlah penyebab terjadinya koma, seperti cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, diabetes, kekurangan oksigen, infeksi, hingga keracunan obat atau alkohol. Namun, umumnya dokter melakukan serangkaian tes darah dan pemindaian otak untuk mengetahui penyebab koma secara pasti.Selama mengalami koma, otak hanya akan mampu melakukan aktivitas yang cukup minim. Akibatnya, pasien koma tidak dapat sadarkan diri atau menunjukkan tanda-tanda kesadaran meskipun masih dinyatakan hidup.Dalam beberapa kasus, pasien yang mengalami koma dapat terbangun secara bertahap, biasanya setelah beberapa minggu. Namun, ada juga beberapa pasien yang tetap koma selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun, tetapi masih dalam kondisi hidup dengan suplementasi nutrisi serta bantuan pernapasan dan fungsi jantung.Melansir dari Healthline, ada beberapa tingkatan kondisi yang dialami oleh pasien koma, yakni keadaan vegetatif yang persisten, keadaan sadar minimal, hingga kematian otak. Berikut perinciannya.1. Keadaan vegetatif yang persisten.

Ketika berada dalam kondisi vegetatif yang persisten, pasien tidak dapat menyadari lingkungan sekitarnya dan tidak dapat bergerak dengan sendiri. Terkadang, kondisi ini dapat berlangsung tanpa batas waktu. Jika terjadi, kondisi ini disebut kondisi vegetatif permanen.

2. Keadaan sadar minimal

Keadaan kesadaran ini seringkali terjadi ketika seorang pasien keluar dari keadaan vegetatif. Biasanya, mereka menunjukkan tanda-tanda kesadaran yang terbatas dan mampu merespons rangsangan atau permintaan, seperti "pegang tanganku,".Namun dalam waktu yang bersamaan, pasien akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesadaran dalam jangka waktu yang lama.3. Kematian otak

Kondisi ini berbeda dengan koma dan tidak dapat disembuhkan. Definisi kematian otak mencakup kriteria tertentu, salah satunya adalah kurangnya refleks tertentu. Beberapa dokter akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah batang otak dan otak besar pasien masih berfungsi.

Saksikan video di bawah ini:

Putri Hassa binti Salman bin Abdulaziz al-Saud

Putri Hassa lahir pada 1974. Dia satu-satunya putri Raja Salman.

Pada 28 Mei 2021, dia menikah dengan sepupunya, Pangeran Fahd bin Saad al-Saud, di Royal Sea Place di Jeddah.

Dari pernikahan kedua Raja Salman dengan Sarah binti Faisal al-Subai'ai: